Kamis, 07 Januari 2010

WELCOME TO OUR GREATEST MOVIE BLOG EVER

Pengen nonton tapi bingung mau nonton film apa???

Pengen beli ato minjem VCD-DVD tapi ga tau film apa yang layak tonton???

Bosen sama FILM yang itu-ituuuuuuuuuuu aja???

Pernah ga sih habis nonton film, terus bilang, “GILAAAAAA!!!Ni film perfect banget, sumpah gw suka, two thumbs up-lah pokonya!!!” padahal ya, faktanya, banyak lho film-film yang kita anggep TANPA CELA itu sebenernya ada ‘error’-nya juga…

Atau, ngaku-ngaku MOVIE FREAK??? Cek dulu Gan referensi dari ahlinya!!!

Pengen tau gimana film-film keren itu dilihat dari segi PSIKOLOGIS-nya?? ternyata sebenernya semua film itu,, mau GENRE apapun,, mau dari tahun jebot pun,, mau yang menembus box office atau cuma sampe di pedagang dvd kaki lima,, bisa lho dilihat dari kacamata psikologi..

Ini dia tempat kamu bisa cari referensi film-film bagus dan berkualitas dari berbagai genre. So,check this BLOG out!!

Clinical Psychology MOVIE


FIGHT CLUBJack (Edward Norton) seorang pemuda biasa yang sehari - hari bekerja sebagai pengawas perlengkapan produk. Hal ini menyebabkan dia harus berpergian ke berbagai negara melintasi zona waktu. Selain dirinya bosan dengan rutinitas kerja, dan akibat seringnya bepergian melintasi zona waktu, ia menderita insomnia akut. Dalam sebuah penerbangan Jack bertemu dengan sosok Tyler Durden (Brad Pitt) yang menyarankanna untuk mengikuti fight club sebuah pertandingan tinju rahasia yangh diadakan di ruang bawah tanah sebuah bar setelah tutup. Film ini lebih menonjolkan karakter dan mental masing - masing tokohnya. Incredible ending!

Analisis dari segi Psikologi Klinis :


Jack merasa lelah dan bosan menghadapi rutinitas sehari-hari, sehingga ia mengalami insomnia akut. Tidak bisa tidur berhari-hari sampai dokternya menyarankan untuk mengikuti support group atau kelompok sharring untuk orang - orang yang memiliki masalah dengan kesehatan. Maka Jack pun mengikuti berbagai support, mulai dari group TBC, kanker otak, dll. Ia pun harus berbohong dengan seolah - olah menjadi salah satu penderita dari berbagai support yang ia ikuti. Namanya pun berganti - ganti setiap kali ia mengikuti support yang ia ikuti. Namun, ia terganggu dengan hadirnya Marla, seorang yang sama-sama “menipu” mengikuti support group. Sehingga ia mengidap insomnia lagi. Maka dari itu, Jack mencari cara lain untuk mengatasi masalahnya.

Ia “menciptakan” pribadi baru dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Tyler,pribadi yang ia ciptakan mampu mengeluarkan sisi agresivitas dan kekerasan Jack. Ia menciptakan sebuah klub yang dinamakan Fight Club ataurannya adalah bertinju seorang demi seorang hingga babak belur hingga ada yang menyerah. Dengan bertarung maka beban hidup akan terlepas. Kepribadian ganda merupakan suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. That’s what happen to Jack!

Educational Psychology MOVIE


FRONT OF THE CLASS


~ … yaitu guru yang benar-benar memberikan dukungan dan bantuan, pada semua muridnya tanpa pandang bulu -- bukan guru yang hanya mau mengajarkan ilmu namun mengalihkan pandangan dari murid-murid yang benar-benar butuh bantuan ~ (Brad Cohen – Front of The Class)

Brad Cohen kecil adalah seorang anak yang sering diolok-olok teman-temannya, dimarahi gurunya, dan dipanggil kepala sekolah gara-gara kebiasaannya yang mengganggu: mengeluarkan suara-suara dan "menyalak" di setiap kesempatan.


Brad sebenarnya tidak menginginkan itu semua terjadi, karena suara-suara dan kedutan-kedutan yang ia buat semuanya terjadi spontan, dan tidak bisa dikendalikan. Bila guru-gurunya menganggap Brad sekedar nakal, ayahnya menganggap Brad tidak bisa serius, dan teman ibunya menganggap Brad kemasukan setan, kelakuan mengganggu Brad tersebut sebenarnya adalah akibat dari sejenis penyakit saraf yang bernama "Tourette Syndrome" (TS). Para penderita TS secara tidak terkontrol dari waktu ke waktu akan tiba-tiba akan mengeluarkan suara-suara, "menyalak", dan mengalami kedutan-kedutan tidak terkendali.


Film "Front of The Class" ini bercerita mengenai kisah Brad Cohen, seorang penderita TS sejak usia 6 tahun, dalam cita-citanya untuk menjadi "the teacher I never had", yaitu guru yang benar-benar memberikan dukungan dan bantuan, pada semua muridnya tanpa pandang bulu -- bukan guru yang hanya mau mengajarkan ilmu namun mengalihkan pandangan dari murid-murid yang benar-benar butuh bantuan. Bersama dukungan ibunya yang gigih dan berani, Brad menolak mengambil jalan yang biasa diambil para penderita TS, yaitu meng-eksklusifkan diri, dan memilih untuk menjalani hidup normal dengan segala tantangannya.


Dalam perjalanan hidupnya, Brad harus berjuang menghadapi teman-teman sekolahnya, lingkungannya, keluarganya, kisah percintaannya, dirinya sendiri, dan dunia yang harus ia hadapi. Karena diluar niat mulia yang Brad miliki tersebut, tantangan dan halangan silih berganti menghadang, terutama dari sesama pengajar yang merasa Brad tidak akan berhasil menjadi guru. Hal ini terbukti dengan walaupun Brad banyak mendapatkan panggilan wawancara untuk mengajar, namun semua merasa terganggu dengan kebiasaan Brad terkait TS nya tersebut.


Usaha keras Brad akhirnya membuahkan hasil ketika ia diterima di Mountain View Elementary School di Cobb County, Georgia, setelah ditolak mengajar di 24 sekolah sebelumnya. Para guru dan pengajar disana sepakat untuk memberikan Brad kesempatan, setelah melihat dedikasinya yang sangat tinggi, keceriaan dan kecerdasan emosional, serta kematangan karakter yang Brad miliki dari bertahun-tahun berjuang melawan TS yang ia miliki. Dan hal ini terbukti, karena Brad kemudian menjadi salahsatu guru favorit disana, dan kemudian terpilih menjadi "Georgia's First Class Teacher of the Year". Brad lalu menikah dengan Nancy Lazarus, yang ia kenal melalui internet, melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat Master, dan terus menapaki karir yang cemerlang sebagai seorang pendidik, penulis buku, dan motivator.

Analisis dari segi Psikologi Pendidikan :


Ketika ia mengajar, ia menerapkan metode mengajar operant conditioning. Ia memberikan pujian kepada siswa yang telah melakukan sesuatu yang baik, dan ia memberikan reinforcement negative ketika ada murid yang melakukan hal kurang baik, dengan cara menyuruhnya ke luar ruangan, dan merenungi kesalahannya. Ia boleh masuk lagi ke ruangan setelah menyadari kesalahannya serta siap untuk bergabung lagi di kelas dan meneruskan pelajaran. Saat siswanya mau menjawab pertanyaan yang ia ajukan di kelas, walaupun jawaban siswa tersebut salah, tetapi ia memberikan reinforcement positive dengan cara memberikan apresiasi berupa pujian karena siswanya mau menjawab, tetapi menjelaskan bahwa jawaban ia salah dan akhirnya memberitahukan jawaban yang benar.


Dibandingkan menciptakan image guru yang menakutkan dan disegani, dalam pengajarannya ia berusaha membangun image guru yang menyenangkan dan hangat dan menciptakan suasana kelas yang santai dan terbuka. Lingkungan positif yang diciptakan oleh Brad Cohen di kelas, membuat siswanya semakin tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Developmental Psychology MOVIE


LOOK WHO’S TALKING TOO
~ Ok, I don't care what they say. I ain't pooping in that thing I got my standards ~ (Mikey – Look Who’s Talking Too)

Look Who's Talking Too (1990) merupakan sekuel dari film yang sukses secara materil Look Who's Talking (1989). Film yang disutradarai dan ditulis oleh Amy Heckerling dibintangi oleh John Travolta dan Kirstie Alley sebagai orang tua dari Mikey (disuarakan oleh Bruce Willis), balita ini mengatasi masalah dengan adik barunya, Julie (disuarakan oleh Roseanne Barr). Cerita dari film ini diawali denngan Mollie (Kristie Alley) and James (John Travolta) melakukan hubungan seksual dan membuat Mikey (disuarakan oleh Bruce Willis) ketakutan. Mollie dan James mengatakan kepada Mikey mengenai toilet training.

Mollie mendapati dirinya hamil dan James bekerja dengan rajin. Mikey, balita yang mengetahui akan segera memiliki adik membayangkan kehidupan bersama adik kecilnya, Julie, dalam perjalanan, ia harus menjadi kakak yang bertanggung jawab. Ketika Julie lahir dan akhirnya bertemu dengan Mikey, Mikey mengucapkan selamat datang, tetapi Julie bertanya "Who's this asshole?" Julie menjadi pusat perhatian dan membuat Mikey merasa tersingkir. Kecemburuan Mikey pada Julie dan pertengkaran antara Mollie dan James yang pada akhirnya membuat James pergi meninggalkan rumah membuat Mikey marah. Akhirnya, untuk melampiaskan kemarahannya Mikey merusak mainan milik Julie. Sampai pada suatu kesempatan, James mengajak Mikey dan Julie bermain bersama dan hal tersebut menyadarkan Mikey bahwa ia telah berbuat tidak baik pada Julie dan memutuskan untuk berbuat baik kepada Julie dan berusaha menjaganya. Ia berusaha menjadi sosok kakak yang bertanggung jawab sehingga ia juga berusaha agar bisa buang air di toilet yang menandakan bahwa ia telah dewasa. Berhasilkah Mikey? Bagaimana dengan Mollie dan James?


Analisis dari segi Psikologi Perkembangan :

Film ini menjelaskan mengenai salah satu tahap yang dilalui dalam perkembangan anak dengan segala problematika yang dihadapi anak. Kalo dilihat dari teori Freud mengenai perkembangan psikoseksual, Mikey berada di tahapan anal, pada tahap ini fokus utama perkembangan ada pada sistem pembuangan. Oleh karena itu, toilet training banyak dilakukan oleh orang tua. Pada film look who’s talking too ini diceritakan bahwa toilet training ternyata merupakan hal yang sulit untuk balita dan hal yang menakutkan. Secara teoritis, balita akan merasa kaget jika masuk ke dalam lingkungan yang baru. Layaknya orang dewasa, ia akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Anak, dalam hal ini Mikey akan berusaha agar dapat melakukan hal yang lingkungan tuntut kepadanya.

Masalah anak yang juga terjadi ketika ia memiliki saudara dan perhatian yang selama ini ia dapatkan beralih pada adiknya. Terjadilah apa yang disebut dengan sibling rivalry. Inilah yang dialami oleh Mikey dan Julie. Kedua masalah ini wajar terjadi pada anak namun bukan hal yang patut dibiarkan terjadi. Soalnya, kalo dibiarkan tanpa ada penanggulangan dari orang tua perkembangan anak akan terganggu dan berdampak pada perkembangannya hingga dewasa.
Pesan moralnya dari film ini, jangan pernah menganggap bahwa anak tidak mengerti hal yang terjadi di lingkungannya. Soalnya, apa yang terjadi di lingkungannya akan ia pelajari dan berpengaruh pada perkembangannya.


Social Psychology MOVIE


CRASH

~ It's the sense of touch. In any real city, you walk, you know? You brush past people, people bump into you. In L.A., nobody touches you. We're always behind this metal and glass. I think we miss that touch so much, that we crash into each other, just so we can feel something ~ (Detective Graham Waters – Crash)


Film peraih penghargaan Academy Award 2005 ini menceritakan tentang kehidupan multikultural di kawasan Los Angeles, Amerika Serikat. Prejudice, diskriminasi ras, dan stereotipe menjadi masalah utama yang menimpa kaum-kaum imigran di antara para penduduk di kawasan tersebut. Prejudice terhadap orang-orang berkulit hitam pada film ini identik dengan tindak kejahatan yang biasa dilakukan ras kulit hitam sebagai kaum minoritas di Amerika. Di sisi lain, adanya ketidaksukaan warga Amerika terhadap orang-orang Timur Tengah pasca kejadian 11 September 2001 masih menjadi momok yang mengancam keberadaan warga pendatang Timur Tengah di Amerika.


Film ini merupakan kisah-kisah yang terjadi pada beberapa warga Los Angeles yang kemudian menjadi suatu kesinambungan kisah yang memiliki keterkaitan satu sama lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Cerita yang beragam dan memotret realita kehidupan perkotaan di Los Angeles ini menampilkan beberapa orang berkulit hitam yang mengalami perlakuan rasisme dan menjadi korban prejudice atas orang-orang kulit putih yang mayoritas hidup di LA. Selain itu, terdapat pula satu keluarga berkebangsaan Timur Tengah yang masih dihantui diskriminasi oleh orang-orang sekitar yang menganggap bahwa orang-orang Timur Tengah adalah antek-antek Osama bin Laden yang menyebabkan peristiwa 11 September 2001 silam.


Sikap prejudice dan rasa diskriminasi yang tak kunjung ada penyelesaian antar ras yang berbeda kemudian membuat hal-hal yang tak terduga terjadi di antara mereka. Bagi sebagian orang, kejadian yang mereka alami ini kemudian mendatangkan hal positif bagi diri mereka, namun tak sedikit pula orang-orang yang harus mengalami kejadian yang tidak semestinya harus menimpa mereka.



Analisis dari segi Psikologi Sosial :


Gambaran kehidupan multikultural yang begitu kental dengan segala hiruk pikuk masalah sosial yang harus dihadapi masyarakat Los Angeles secara apa adanya tersaji dengan jelas pada film ini. Sikap prejudice yang muncul berupa tingkah laku diskriminasi orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam dan Timur Tengah begitu menonjol di film ini. Stereotipe yang telah tertanam di diri masyarakat kulit putih bahwa orang-orang kulit hitam identik dengan tindakan kriminal, di satu sisi ‘memaksa’ orang-orang kulit hitam dengan sengaja melakukan tindak kejahatan dalam upaya menunjukkan eksistensi orang kulit hitam dan keinginan untuk diakui di wilayah dimana ia tinggal. Meskipun di sisi lain, patut dihargai perjuangan sebagian orang-orang kulit hitam yang untuk lepas dari upaya diskriminasi yang ditujukan terhadap mereka. Begitu pula kejadian yang menimpa orang Timur Tengah, dimana mereka dinilai orang-orang pribumi sebagai orang-orang yang membahayakan seperti Osama Bin Laden yang membenci kaum Barat. Diceritakan dalam film ini, lambat laun, orang-orang Timur Tengah yang dinilai seperti itu kemudian melakukan tindakan membahayakan bagi orang lain dan secara langsung malah membuktikan prasangka negatif tersebut.


Apa yang terjadi terhadap kaum ras Negro dan orang-orang Timur Tengah yang hidup di Los Angeles pada film ini menggambarkan fenomena yang disebut stereotype threat. Claude Steele, dkk menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi ketika seseorang menghadapi suatu stereotipe negatif, seseorang tersebut akan dinilai berdasarkan stereotipe negatif tersebut, baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain (Steele, 1997; Steele&others, 2002). Stereotipe terhadap ras-ras berbeda seringkali berlebihan, tidak akurat dan membuat kecemasan-kecemasan yang tidak beralasan dan malah mendatangkan kerugikan bagi pihak-pihak yang terkait.

Industry & Organizational Psychology MOVIE


THE DEVIL WEARS PRADA

~ Human resources certainly has an odd sense of humor ~ (Emily Charlton – The Devil Wears Prada)

Lulus kuliah dengan nilai tinggi dan diterima bekerja di sebuah majalah terkenal adalah impian Andrea "Andy" Sachs (Anne Hathaway). Nasib baik dan keberuntungan membawa Andy diterima bekerja di 'Runway', sebuah majalah mode terkenal, sebagai asisten junior seorang editor yang bengis dan kejam, Miranda Priestly (Meryl Streep), membantu asisten senior Miranda, Emily (Emily Blunt).
Bekerja di 'Runway' adalah impian jutaan gadis, betapa tidak semua karyawannya selalu tampil bak model, tubuh tinggi, kurus, dan selalu tampil chic dalam balutan busana merk Prada, Armani, Versace, Dolce&Gabanna dan sederet merk busana papan atas.

Sayang kenyataan berbicara lain, apa yang selama ini ada dalam pikiran Andy sangat jauh dari kenyataan. Andy harus berhadapan dengan Miranda, editor yang super bengis, yang selalu memberinya pekerjaan di luar batas kemampuannya, dan bahkan terbilang pekerjaan di luar kapasitasnya. Cacian, hinaan dan pandangan sinis menjadi makanan Andy setiap hari.

Selain harus berkutat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, Andy juga harus melakukan permintaan nyeleneh Miranda, seperti membeli kopi di Starbucks tall latte dalam kondisi panas, atau selalu menuntut makan siang yang fresh yang disajikan tidak dalam keadaan dingin.

Melakukan tugas yang mustahil juga harus dilakoni Andy, seperti menemukan naskah buku Harry Potter yang belum diterbitkan dan mengirimkannya untuk anak kembar Miranda hanya dalam waktu empat jam. Tugas yang membuat Andy harus menghubungi berpuluh-puluh editor dan penerbit untuk mencari copyan buku terbaru karya JK.Rowling.

Belum cukup dibuat pusing dengan misi mustahilnya, Miranda meminta Andy mencari lemari laci di toko antik di rimba New York, dan mencari artikel koran yang tak disebutkan namanya. Atau saat Miranda terjebak dalam badai di Florida dan meminta Andy untuk memesankan pesawat pulang sesegera mungkin, agar Miranda tak terlambat menghadiri debut pertunjukan piano si kembar.

Tugas berat pun harus diemban Andy saat menggantikan Emily yang tengah sakit flu berat dan membuat Andy harus menemani Miranda ke sebuah fashion show di Paris. Semuanya harus dihadapi Andy dengan tegar, demi bisa bertahan di "Runway".

Sebenarnya, tak hanya Andy yang merasa tertekan dengan kondisi ini, namun karyawan 'Runway' juga merasakan hal yang sama, meskipun tak setragis nasib Andy. Karyawan 'Runway' lebih memilih mengantri dan menunggu barang beberapa menit daripada harus dalam satu lift atau berjalan dalam satu elevator dengan Miranda, bahkan menabukan bergosip tentang Miranda meski dengan sobat mereka sendiri. Karyawan 'Runway' menyebut Miranda sebagai "a classic boss from hell".

Film yang diambil berdasarkan novel Chicklit karya Lauren Weisberger pada 2003 lalu ini juga dibumbui kisah romantis antara Andy dengan seorang penulis muda bernama Nate (Adrian Grenier), yang terpaksa harus tersisih, karena Andy lebih banyak menghabiskan waktu bersama Miranda. Bahkan saat Nate ulang tahun, Andy lebih memilih menghadiri acara fashion show bersama Miranda.
Urusan menjadi runyam dengan kehadiran Christian Thompson (Simon Baker), seorang journalist dan editor frelance, yang menaruh hati pada Andy. Disinilah masalah dan segala problema harus dihadapi Andy, antara pekerjaan, cinta dan pergaulan.





ANALISIS dari segi Psikologi Industri dan Organisasi:


Stress adalah hubungan spesifik antara individu dan lingkungan yang dinilai oleh individu sebagai tuntutan atau melebihi sumber dayanya dan membahayakan keberadaannya (well-being) (Lazarus & Folkman, 1984). Tinggi rendahnya derajat stress yang dinilai individu merupakan relasi integratif faktor personal dan eksternal individu yang tercakup dalam suatu penilaian kognitif dan selanjutnya penilaian kognitif ini juga akan sangat mempengaruhi bentuk penanggulangan yang digunakan individu dalam mengatasi stress. Penilaian kognitif adalah suatu evaluasi yang menentukan mengapa suatu transaksi antara manusia dengan lingkungannya bisa dinilai sebagai hal yang menimbulkan stress dan sampai seberapa kuatnya stres tersebut dimaknakan oleh individu tersebut.

Penilaian kognitif dapat dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut:
1.Penilaian primer : individu akan membandingkan situasi yang dihadapinya dengan situasi yang pernah dialaminya, serta mengukur derajat ancaman dari situasi tersebut.
• Irrelevant
• Benign-positive
• Stress appraisal

2.Penilaian sekunder : keputusan tentang apa yang mungkin atau dapat dilakukan, termasuk di dalamnya evaluasi tentang pilihan penanggulangan yang sesuai

3.Penilaian kembali : perubahan penilaian yang didasari informasi baru dari lingkungan kerja atau individu lain

Andy pada awalnya menilai situasi kerja dengan seorang bos (Miranda) tipe pemimpin high structure & low consideration sebagai suatu yang irrelevant (tidak bermakna apapun), karena dia berpikir dia hanya perlu bertahan selama 1 tahun untuk dapat mendapatkan pekerjaan impiannya. Namun karena suatu kesalahan dan Miranda sangat tidak dapat menghargai usaha yang telah dilakukannya, Andy mulai merasa situasi tersebut sebagai suatu tekanan stress. Andy memutuskan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerjanya dan mulai mengubah penampilan serta etos kerjanya.

Strategi penanggulangan stress yang diambil oleh Andy ini termasuk strategi penanggulangan yang berpusat pada masalah, yaitu planful problem solving. Dia berusaha mengubah keadaan secara hati-hati sehingga dirinya tidak dipandang sebelah mata lagi. Pada akhirnya, setelah mendengar kata-kata Miranda bahwa Andy itu sangat mirip dengannya, Andy mulai sadar ia telah salah memilih jalan. Semua yang dia lakukan itu tidak benar karena bukan itulah pekerjaan yang diimpikannya, sehingga Andy memutuskan untuk berhenti menjadi asisten Miranda.


BEST per- GENRE FILM

DRAMA :

Inglorious basterds (2009) Keren… suasana perang dunia tapi dibikin gak terlalu serius, itu tuh bikin beda, efek-efeknya kayak nyata




The Pianist (2002) Kisah nyata yang penuh perjuangkan, mengaharukan, menyedihkan, berapakali nonton pun tetep bikin nangis, ‘mengoyak’ emosi lah…




THRILLER:

Sherlock Holmes (2009) ‘Film jadul tapi gak jadul’… Sherlock holmes yang dirancang dengan perbedaan karakter dengan versi 2010







Orphan (2009) Creepy but not horror.








De Javu (2003) KEREEEEENNN….!!!! The unique one







Phone Booth (2002) Simple tapi edaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnn!!!!!!!








COMEDY :

Borat - Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan (2006) Entertaining ketawa sampe mampuussssss! haha




Dance Flick (2009) Garing yang bikin lo “NGEJUNGKEL




ACTION :


The Dark Knight (2008) Bukan film batman tapi filmnya joker…

·




The Lord of the Rings (2002) Keren banget daaah, the best effect movie ever…!!





DRAMA COMEDY:

Kate and Leopold (2001) Romantis dan sweet movie… bikin kita iri pengen banget punya cowok kayak gitu…





HORROR :

The Others (2001) Creepy bikin merinding… nontonm film dari sudut pandang hantu…“HANTU’s point of view”

Rabu, 06 Januari 2010

QUOTES FROM FILM

FIGHT CLUB
Tyler Durden: You are not your job. You are not the money in your bank account. You are not the car you drive. You are not how much money is in your wallet. You are not your fucking khakis. You are the all-singing, all-dancing crap of the world.
Narrator: With insomnia, you're never really asleep; you're never really awake.


FORREST GUMP
Forrest: "Mama always said life was like a box a chocolates, never know what you're gonna get."


FRIDAY NIGHT LIGHT
Coach Gary Gaines: Being perfect is not about that scoreboard out there. It's not about winning. It's about you and your relationship with yourself, your family and your friends. Being perfect is about being able to look your friends in the eye and know that you didnt let them down because you told them the truth. And that truth is you did everything you could. There wasnt one more thing you could've done. Can you live in that moment as best you can, with clear eyes, and love in your heart, with joy in your heart? If you can do that gentleman - you're perfect!


IDENTITY
Sean: Real loss is only possible when you love something more than you love yourself.


A BEAUTIFUL MIND
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart


THE DARK KNIGHT
The Joker: Starting tonight… people will die. I’m a man of my word
The Joker: I believe whatever doesn’t kill you simply makes you… stranger